Friday, 11 November 2016

Makalah Mengenal Alam semesta dan isinya

KATA PENGANTAR

   Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
        Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
        Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   
                                                                                      Jakarta,  Maret 2015
   
                                                                                              Penyusun
 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.    Rumusan Masalah
C.    tujuan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.    Mengenal alam semesta dan isinya
B.    Umur alam semesta
C.    Isi alam semesta
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.    Saran
DAFTAR PUSTAKA

  
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “alam” memiliki arti segala yang ada di langit dan di bumi (seerti bumi, bintang, kekuatan). Sedangkan kata “semesta” berarti seluruh; segenap; semuanya: semua yang ada di alam – tidak dapat lepas dari takdirnya masing-masing; (berlaku untuk) seluruh dunia, universal.
Alam semesta, menurut orang Babylonia (kuranglebih 700-600 SM), merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
         Di abad 19, gagasan yang umum adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya.
    Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotic maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Atau ada pula yang mengatakan bahwa pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.


B.    Rumusan Masalah
1.     mengenal alam smesta
2.     umur alam smesta
3.     isi alam smesta 

C.    Tujuan
1.     mengetahui apa yng dimaksud alam smesta
2.     mengetahui isi atau bagian dari alam smesta
3.     mengetahui proses terbentuk alam smesta


BAB II

MENGENAL ALAM SEMESTA DAN ISINYA

A.    Pengertian
Bagaimana alam semesta ini tercipta? Dan berapa umurnya? Ilmu pengetahuan sangat luas, kadang-kadang berhadapan dengan masalah yang sangat kecil umurnya seperti sel. Tetapi kadang-kadang dihadapankan pada masalah yang sangat besar ukuranya seperti alam semesta. Mikrokosmos mempelajari hal-hal kecil yang berukuran kecil. Sel, atom, proton, dan electron merupakan beberapa contoh dari mikrokosmos. Sedangkan Makrokosmos yang mempelajari hal-hal besar seperti alam semesta. Sedangkan mikrokosmos dan makrokosmos termasuk kedalam alam semesta.
1.     Mikrokosmos
         Pada tahun 1665 ilmuan bangsa inggris Robert Hooke dengan menggunakan mikroskop yang masih sederhana, melihat bahwa gabus terdiri dari struktur gelembung berdinding seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini disebut sel oleh para ilmuan dan sel ini sebagai kotak-kotak kecil yang berisi kehidupan. Dengan mikroskop modern dapat dilihat bahwa sel bukan hanya sebagai wadah kehidupan, tetapi lebih merupakan bahan kehidupan. Sampai saat ini belum ada ahli kimia yang mampu meniru produksi antibody tertentu padahal merupakan kegiatan rutin setiap hari bagai para ahli.
              Mikroskop yang mempunyai perbesaran seribu kali dapat dipergunakan untuk mengamati Euglena. Euglena ialah organisme bersel tunggal dan dapat diambil sebagai contoh dari prilaku sel dan sebagai suatu kesatuan. Dari organisme ini ternyata dapat diterapkan pada organisme tinggkat tinggi seperti manusia, sehingga proses kehidupan dapat dipelajari. Mempelajari mikrokosmos benar-benar menakjubkan karena dalam ukuran yang sangat kecil.  Kenyataan awal kehidupan yang di pelajari pada mikrokosmos sama menariknya dalam dunia makrokosmos yang berukuran sangat besar  sebagai awal perkenalan untuk alam semesta.
2.      Makrokosmos
              Setelah Galilie (1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda langit ditemukan. Teleskop refraktor yang di temukannya mampu menjadikan mata manusia ”lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak bisa diamati melalui mata telanjang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lima abad yang lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit yang terbebas dari selubung mitologi.
              Keindahan benda langit sangat menarik perhatian, sehingga banyak teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai cara terbentuknya tata surya. Pada awal abad 20 salah satu teori menyatakan bahwa planet-planet terbentuk dari sebagian bahan matahari yang terlempar keluar yang disebabkan oleh adanya bintang lain yang bergerak mendekati matahari. Akibatnya terjadi gaya tarik antara matahari dengan bintang-bintang. Dari gaya tarik-menarik inilah yang menyebabkan sebagian bahan matahari terlempar keluar, dan membentuk planet.
              Lain halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Immanuel kant dan laplace dan disempurnakan oleh Gerald P kuiper dan CF van wiszacker yang disebut dengan teori kondensasi. Teori ini mengatakan “mula-mula ada kabut gas dan debu atau nebula,  karena mendingin lalu menyusut semakin lama semakin cepat berputar dan akhirnya berbentuk bulat pipih dan cakram”. Kebanyakkan bahan berada di tengah dan membentuk matahari sedangkan bahan yang keluar membentuk planet-planet. Jika tata surya sesuai dengan teori ini tentu di jagad raya ini banyak tata surya.

B.    Umur Alam Semesta

            Ahli fisika menyakini bahwa jagad raya atau alam semesta ini berawal dari unsure nitrogen, sedangkan unsure-unsur lainnya merupakan sintesis yang terjadi di bagian dalam planet, awal sintesis bumi diperkirakan 15 milyard tahun yang lalu. Dari sintesis ini maka munculah efek doppler dan gaya newton.

1.     Efek Doppler
            Alam semesta terbentuk unsur radioaktifitas yang belum ada, materi bukanlah merupakan materi seperti yang kita kenal yaitu molekul maupun atom bahkan proton dan electron yang seperti kita pikirkan sebagai bahan dasar pembentuk alam semesta, mungkin alam semesta tersebut belum terbentuk seperti yang kita kenal sekarang.
            Dengan demikian pengukuran unsure alam semesta dengan cara pelapukan unsure radioaktifitas suatu zat sangat tidak teliti. Tetapi salah satu fakta sederhana yang dikenal dan ditemukan setiap hari dapat diterapkan untuk memperkirakan umur jagad raya ini. Hukum fisika yang dapat menerangkan gejala tersebut dikenal dengan efek Doppler. Efek Doppler ialah, adanya gejala penurunan frekuensi gelombang yang bergerak menjahui pengamat dan sebaliknya bila benda mendekati pengamat akan mengalami kenaikan frekuensi gelombang. Kebenaran efek Doppler dapat dibuktikan dengan jalan berdiri di sisi sel kereta api yang sedang membunyikan pluit. Ketika kereta api mendekat akan didengar nada peluit yang meninggi yang frekuensinya bertambah besar, seterusnya setelah kereta api menjahui pengamat didengar nada peluit yang rendah yang berarti frekuensinya menurun. Karena cahaya juga bersifat gelombang seperti halnya gelombang bunyi maka benda langit bergerak menjauhi frekuensi cahaya dan akan menurun bergeser kewarna merah, tetapi bila benda langit bergerak mendekati frekuensi cahayanya akan menaik bergerak ke warna ungu.
            Bila efek Doppler diterapkan, pengamatan  pada kedudukannya dan kecepatannya menjauhi pengamat dalam galaksi, maka tidaklah sulit untuk menghitung berapa lama tata surya ini menempuh perjalanannya keluar. Kecepatannya dapat dihitung dengan jalan mengamati pergeseran frekuensi cahaya yang nampak.
            Alam semesta mula-mula dalam keadaan mampat, tidak menetap dan meledak juga melemparkan gumpalan besar dan melayang dari tempatnya serta mengembang bergerak menjauh. Maka terbentuklah galaksi, sebagian memadat menjadi planet-planet. Bila jarak antara galaksi dapat ditentukan, maka umur jagad raya atau alam semesta ini dapat ditentukan, yaitu dengan jalan membagi jarak dengan kecepatan mengambangnya. Menurut perhitungan, umur alam semesta ini berkisar antara sepuluh sampai lima belas milyar tahun.

1.     Gaya Newton
               Dalam sirkuit balapan mobil pada jalan yang berbelok dibuat miring. Rancangan semacam ini di buat untuk mengimbangi gaya sentrifugal ketika mobil bergerak melintasinya. Pasangan gaya dan kecepatan gerak melingkar ini dipelajari dengan baik dalam hukum mekanika tentang gerak. Demikian pula menurut hukum interaksi gaya tarik pada benda langit yang dasarnya telah dikemukakan oleh sir Isaac newton (1645-1727) dan johanes kepler (1571-1650). Jika alam semesta dimulai dengan ledakan, maka pada saat meledak merupakan saat terjadinya awal perubahan sehingga alam semesta memuai, tetapi gaya tarik menarik antara galaksi akan memperlambat pemuaian itu, akhirnya berhenti dan bergerak kearah sebaliknya, dan pengerut alam semesta bergerak kembali kekeadan dasarnya, kemudian meledak, lalu memuai. Peristiwa ini akan terulang kembali. Jadi akan timbul pertanyaan, mungkinkah alam semesta yang kita kenal saat ini merupakan pengulangan alam semesta lampau?
               Bangsa mesir telah memanfaatkan susunan bintang untuk menyusun penanggalan, seolah-olah melihat keabadian dan keteraturan bintang-bintang yang ternyata bintang  tersebut mengalami perubahan, evolusi dan kematian pula, seperti halnya bumi dan penghuninya. Kapankah alam semesta ini berakhir? Beberapa perhitunhgan telah dilakukan dengan beberapa pengendalian yang ideal, tetapi disadari, masih merupakan materi yang belum terpecahkan secara pasti.


C.     Isi Alam Semesta

Galaksi adalah kumpulan miliaran tata surya yang luas sekali. Bumi kita merupakan bagian dari suatu system tata surya penyusun galaksi bima sakti. System tata surya kita terdiri atas matahari, planet-planet, dan benda-benda langit lainya. Planet-planet penyusun tata surya kita adalah Merkurius,Venus, Bumi, Mars,Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Benda-benda lain penyusun tata surya kita adalah satelit, meteorid, komet, dan asteroid.
           Bumi dan benda-benda langit lainnya berada dalam suatu pola yang teratur. Dengan begitu, bumi tidak bertabrakan dengan benda langit lain. Semuanya secara  langsung  dan tidak langsung, beredar mengelilingi matahari. Dilangit, banyak sekali benda lain yang serupa dengan matahari. Bintang dilangit yang berkedip-kedip berkedudukan sama seperti matahari. Bintang-bintang itu juga mempunyai susunan planet tertentu seperti tata surya.

1.      Matahari sebagai pusat tata surya
            Matahari adalah sebuah bintang yang menjadi pusat tata surya kita. Matahari tergolong bintang karena memancarkan cahayanya sendiri. Matahari dikelilingi oleh planet-planet karena gravitasi(gaya tarik) matahari sangat besar, matahari merupakan bola gas yang bercahaya. Suhu pada permukaannya lebih kurang 6.000˚C, sedangkan pada bagian dalamnya lebih panas lagi, yaitu kira-kira 15 juta˚C. diameternya kira-kira 109 kali diameter bumi, dan letaknya lebih kurang 150 juta km dari bumi kita . matahari merupakan benda langit yang memancarkan cahaya sendiri. Oleh karena itu, matahari disebut juga sumber cahaya atau bintang.

2.     Planet-planet
            Selain matahari, kadang-kadang kita melihat di langit benda-benda yang berpindah-pindah di antara bintang-bintang. Benda-benda yang demikian disebut planet. Apakah perbedaan planet dan bintang ? bintang mempunyai cahaya sendiri sedangkan planet tidak mempunyai cahaya sendiri. Jadi planet adalah benda langit yang tidak mempunyai cahaya sendiri dan planet hanya memantulkan cahaya dari bintang. Apabila diamati planet-planet tidak berkedip-kedip, sedangkan bintang selalu berkedip-kedip. Pada bulan agustus 2006, para ahli astronomi tingkat dunia menyepakati aturan baru tentang pengertian planet, yaitu :
·       Planet adalah benda angkasa yang mengorbit mengelilingi sebuah bintang dan ia sendiri bukanlah sebuah bintang.
·       Planet berukuran sangat besar sehingga mampu memp[ertahankan bentuk bulat seperti bola.
·       Orbit (garis edar) planet tidak boleh bersinggungan dengan orbit planet tetangganya.
            Kita telah mengenal ada Sembilan planet yang mengiringi matahari. Kesembilan planet itu ialah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus dan Pluto. Berdasarkan peraturan baru tentang pengertian planet tersebut, maka planet Pluto tidak lagi di masukkan ke dalam golongan planet. Hal ini di sebabakan karena orbit Pluto bersinggungan dengan orbit neptinus. Jadi, tata surya kini hanya memiliki delapan planet yang mengelilingi matahari. Planet-planet itu mengelilingi matahari karena adanya gaya grativasi matahari. Gaya grativasi matahari lebih besar dari pada gaya grativasi planet-planet. Oleh karena itu planet-planet yang berputar mengelilingi matahari, bukan sebaliknya.
            Berdasarkan letak garis edarnya, planet-planet digolongkan atas dua bagian, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet-planet yang lintasan edarnya berada di antara matahari dan bumi ,yang termasuk planet dalam adalah Merkurius dan Venus. Planet luar adalah planet-planet yang lintasan edarnya berada di luar peredaran bumi yaitu : Mars, Yupiter, Seturnus, Uranus, dan Neptunus. Dari delapan planet yang ada, planet yang dapat kita lihat tanpa menggunakan alat bantu selain bumi adalah Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, dan Saturnus. Sementara untuk melihat planet lainnya, kita harus menggunakan teropong atau teleskop.

3.     Satelit
Satelit adalah benda langit yang mengiringi planet-planet selama planet mengelilingi matahari. Satelit bergerak (beredar) mengelilingi planetnya masing-masing. Oleh karena itu, satelit disebut juga pengiring planet. Ada dua jenis satelit, yaitu satelit alam dan satelit buatan. Satelit alam adalah satelit yang secara alami sudah ada mengiringi berbagai planet dan bukan di ciptakan ataupun di ciptakan oleh manusia. Sedangkan satelit buatan adalah satelit yang sengaja dibuat oleh manusia dan diluncurkan ke angkasa untuk tujuan tertentu dengan menggunakan roket. Ada beberapa planet yang mempunyai satelit alam misalnya,Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Satelit alam yang dimiliki setiap planet berbeda-beda jumlahnya. Bumi memiliki 1 satelit, Mars 2 satelit, Yupiter 16 satelit, Saturnus 18 planet, Uranus 15 satelit dan Neptunus 8 satelit. Jumlah satelit alam tersebut bisa berubah seiring ditemukannya satelit-satelit lain dengan menggunakan teknologi yang lebih modern lagi.
Satelit buatan adalah satelit yang biasanya digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu dan dibuat oleh manusia. Dinegara yang sudah maju, selain sebagai alat komunikasi, satelit buatan ada juga digunakan untuk memata-matai musuh dan ada juga sebagai pemandu pelayaran atau penerbangan dll. Contoh roket yang diluncurkan ke angkasa yaitu satelit komunikasi Palapa C1 milik Negara kita pada tanggal 1 februari 1996 di lakukan oleh roket ATLAS 2 AS milik Amerika Serikat.

4.      Meteorid
Meteorid adalah benda yang melayang-layang di angkasa luar. Benda ini tersusun dari batuan kecil yang sangat banyak. Meteorid yang terlalu dekat dengan bumi dapat terpengaruh gaya tarik bumi dan masuk ke atmosfer bumi. Saat memasuki atmosfer bumi, meteorid akan bergesekan dengan udara sehingga menimbulkan bunga api. Meteorid yang berpijar bergerak cepat dan tampak sebagai bintang jatuh atau bintang beralih atau yang disebut meteor.
            Saat memasuki atmosfer bumi, meteorid dapat terbakar habis sebelum mencapai permukaan bumi. Namun ada juga pecahan meteorid yang memasuki bumi. Pecahan meteorid itu berupa bongkahan batu berwarna hitam dan keras yang disebut meteorid. Pecahan meteorid yang menghantam permukaan bumi dapat menimbulkan ledakan dahsyat dan meninggalkan bekas lubang seperti kawah. Misalnya kawah barringer di Arizona, Amerika serikat.
      
5.     Komet
Komet adalah badan tata surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatile. Menurut buku lain komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar atau orbit yang berbentuk sangat lonjong dan menyerupai bintang. Komet memiliki cahaya sendiri dan juga memantulkan cahaya matahari. Oleh sebab itu, komet tampak berpijar dan memiliki ekor cahaya. Sehingga komet juga disebut bintang berekor.
Saat sebuah komet memasuki tata surya bagian dalam, kedekatan jaraknya dari matahari menyebabkan permukaan esnya bersublimentasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma,ekor gas, dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang. Dan saat mendekati matahari, komet mendapatkan dorongan angin matahari sehingga ekornya yang berpijar berada di belakangnya. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang dapat membeku jika jauh dari matahari. Ekor komet selalu mendekati matahari. Pada saat komet bergerak mendekati matahari, ekornya berada dibelakang. Sedangkan pada saat komet bergerak menjahui matahari, ekornya berada di depan. Panjang ekor komet mencapai jutaan kilometer. Semakin mendekati matahari maka semakin panjang juga ekor komet. Komet yang muncul ditata surya kita dapat dilihat pada masa yang tidak tentu. Beberapa komet yang telah dikenal: komet Encke, muncul setiap 3 tahun, komet halley, muncul setiap 76 tahun dll.
6.     Asteroid atau Planetoid
Asteroid atau Planetoid ialah benda-benda langit berukuran kecil yang mengelilingi matahari pada lintasan tertentu. Asteroid secara umum adalah objek tata surya yang terdiri atas batuan dan mineral logam beku. Gradasi ukuran asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis pada semua asteroid kecuali ceres yang terbesar. Bentuk sisinya tidak beraturan sehingga orang mengatakan bahwa asteroid adalah pecahan-pecahan sebuah benda langit.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·       Alam semesta terbentuk unsur radioaktifitas yang belum ada, materi bukanlah merupakan materi seperti yang kita kenal yaitu molekul maupun atom bahkan proton dan electron yang seperti kita pikirkan sebagai bahan dasar pembentuk alam semesta, mungkin alam semesta tersebut belum terbentuk seperti yang kita kenal sekarang.
·       Mikrokosmos mempelajari hal-hal kecil yang berukuran kecil. Sel, atom, proton, dan electron merupakan beberapa contoh dari mikrokosmos.
·       Sedangkan Makrokosmos yang mempelajari hal-hal besar seperti alam semesta. Sedangkan mikrokosmos dan makrokosmos termasuk kedalam alam semesta.
  
DAFTAR PUSTAKA




1 comment


EmoticonEmoticon