KONSEP DASAR
SISTEM TELEKOMUNIKASI
ANALOG DAN DIGITAL
KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar sistem komunikasi
analog dan sistem komunikasi digital, memahami blok diagram kedua sistem serta
mengerti fungsi setiap blok pada blok diagram sistem komunikasi analog dan
sistem komunikasi digital.
INDIKATOR
- Mahasiswa memahami
konsep arus, tegangan, dan frekuensi
- Mahasiswa memahami fungsi blok
diagram sistem komunikasi analog
- Mahasiswa memahami
fungsi blok diagram sistem komunikasi digital
- Mahasiswa memahami
jenis-jenis komunikasi
- Mahasiswa memahami sifat-sifat
propagasi gelombang radio
- Mahasiswa memahami permasalahan
telekomunikasi secara umum
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan materi konsep dasar sistem komunikasi,
baik analog maupun digital, penyajian dimulai dengan menghadirkan pemahaman
tentang konsep tegangan / arus dengan parameter frekuensinya ditinjau pada
kawasan waktu dan kawasan frekuensi. Untuk memudahkan pemahaman pemaparan
diberikan dalam bentuk blok diagram secara utuh dari sisi pengirim sampai ke
sisi penerima, juga membahas tentang fungsi setiap bloknya. Pada bab ini
disisipkan pula karakteristik dari media udara sebagai penghubung antara
pemancar dan penerima.
Diharapkan dengan mempelajari
sub bahasan bab ini mahasiswa dapat lebih memahami parameter tegangan dan
frekuensi serta menambahi wawasan baru tentang kawasan frekuensi, selain
kawasan waktu yang selama ini masuk dalam pola pikirnya. Dengan adanya bab 1
ini mahasiswa dapat menggambarkan sketsa sinyal ditinjau dari kawasan waktu dan
ditinjau dari kawasan frekuensi. Kawasan frekuensi sangat berguna dalam
memahami dasar sistem komunikasi analog pada bab 2, lebih lanjut dapat memahami
fungsi pemfilteran sinyal analog. Pemfilteran tidak dibahas secara mendalam
pada bab ini, tetapi hanya secara ringkas fungsinya adalah seperti jendela.
Pemandangan yang luas di luar gedung hanya akan terlihat sebagian bila kita
berada dibelakang jendela, dan pembahasan yang lebih rinci ada pada mata kuliah
Pemrograman Sinyal Digital.
Sistem telekomunikasi pada prinsipnya terbagi menjadi dua
kelompok, sistem analog dan sistem digital. Pada sistem analog baik masukan,
proses maupun keluaran berupa sinyal analog, sedangkan pada sistem digital
masukan yang berupa sinyal analog diubah menjadi sinyal digital atau sinyal
biner (ditandai dengan sinyal beramplitudo +A dan –A) kemudian keluarannya diubah lagi menjadi
sinyal analog sesuai dengan bentuk sinyal masukannya.
A. Kawasan Waktu Dan Kawasan Frekuensi
Pada
dasarnya sinyal secara umum merupakan kuantitas fisik yang berubah terhadap
waktu dan membawa informasi. Dengan demikian suatu sinyal dapat dinyatakan
dalam bentuk audio, visual, atau paparan lainnya yang mengandung arti. Dalam
bidang elektro biasanya informasi diubah ke dalam gelombang listrik atau gelombang elektromagnetik. Gelombang
listrik ditandai dengan besaran arus atau besaran tegangan, sedangkan gelombang
elektromagnetik ditandai oleh besaran medan magnet dan medan listrik.
Dua
parameter yang menyertai gelombang listrik atau gelombang elektromagnetik
adalah besaran magnitudo dan besaran frekuensinya. Untuk sinyal yang berbentuk
sinusoidal tunggal dan murni, besaran magnitudo terhadap perubahan waktu maupun
besaran frekuensinya dapat dengan mudah diketahui dari bentuk sinyalnya, namun
apabila komponen sinyal pembentuknya bukan sinyal sinusoidal tunggal maka
frekuensi yang menyertainya tidak akan bisa langsung terlihat dari bentuk
sinyal pada kawasan waktu. Dalam kondisi komponen sinyal pembentuknya tidak
tunggal, akan mudah menganalisanya bila diubah ke dalam kawasan frekuensi.
1.
Kawasan Waktu
Dalam kawasan waktu, suatu gelombang
listrik yang merupakan representasi dari kwantitas fisik tertentu digambarkan
oleh perubahan besaran amplitudo terhadap perubahan waktu. Dalam koordinat
kartesian, sumbu absis menyatakan posisi perubahan waktu relatif terhadap
referensi waktu awal nol dengan satuan detik, sedangkan sumbu ordinat
menyatakan perubahan magnitudo sinyal dari waktu ke waktu.
Untuk sinyal periodik, misalnya
sinusoidal, perubahan besaran amplitudonya selalu berulang pada periode tertentu
yang disebut dengan waktu periode, dengan simbol T. Apabila sinyalnya
sinusoidal tunggal, maka dalam satu detik ada pengulangan bentuk sebanyak f
kali yang biasanya disebut dengan frekuensi sinyal. Hubungan antara frekuensi f
dan periode T tersebut dapat dinyatakan dengan :
Sinyal yang bukan
sinus murni selalu dapat diurai dengan jumlahan dari beberapa sinyal sinusoidal
dengan frekuensi yang berbeda-beda. Berikut ini diperlihatkan beberapa bentuk
sinyal sederhana dalam kawasan waktu :
Gambar
1.1. Gelombang sinusoidal dengan frekuensi 0, 1, dan 2 Hz
Pada gambar 1.1. tersebut, bagian atas merupakan sinyal
DC yang tidak laian adalah sinyal cosinus dengan frekuensi 0 Hz dan
amplitudonya 10 volt dan -10 volt, yang membentuk sinyal kotak dengan periode 2
detik atau frekuensinya 0,5 Hz. Gambar yang ditengah merupakan sinyal sinus
tunggal dengan periode 1 detik atau frekuensi 1 Hz, sedangkan gambar yang
dibawah merupakan sinyal sinus tunggal dengan periode 0,5 detik atau frekuensi
2 Hz.
Gambar
1.2. Gelombang sinusoidal dengan frekuensi 3
Hz dan 4 Hz
Pada gambar 1.2. tersebut, gambar bagian atas merupakan
sinyal sinus tunggal dengan periode 0,33 detik atau frekuensi 3 Hz, sedangkan
gambar yang dibawah merupakan sinyal sinus tunggal dengan periode 0,25 detik
atau frekuensi 4 Hz. Pada gambar 1.1 dan gambar 1.2 tersebut amplitudo puncak
dari sinyal sinus tunggal adalah tetap 1 volt, tetapi frekuensinya bervariasi.
Tampak pada grafik bahwa semakin besar frekuensinya, maka osilasinya semakin
rapat.
Sinyal sinus tunggal dapat diilustrasikan
dengan lingkaran putar, dengan proyeksinya merupakan sudut fase (perbedaan fase
terhadap titik awal) seperti pada gambar
1.8. dan secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
dengan : y
(t) =
amplitudo sinyal pada titik yang ditinjau
A =
amplitudo maksimum dari sinyal
f = frekuensi sinyal,
Hz
t =
waktu tinjau, detik
f = sudut fase, rad
2.
Kawasan Frekuensi
Kadang-kadang lebih bermanfaat apabila
sinyalnya bukan sinus tunggal dengan menyatakan perubahan frekuensi pada sumbu
horizontal dan perubahan amplitudo pada sumbu vertical. Pada koordinat semacam
ini variable frekuensi dipandang sebagai variabel bebas, sehingga sering
disebut dengan kawasan frekuensi. Dalam bidang elektro, penggambaran grafik
amplitudo terhadap frekuensi sering disebut dengan spektrum frekuensi, dimana
variabel amplitudonya diambil harga absolutnya. Untuk memudahkan pemahaman
disini diberikan beberapa ilustrasi grafik.
Gambar 1.9. adalah ilustrasi sinyal
pada kawasan waktu, dimana selubungnya mempunyai componen frekuensi 1 Hz dan 2
Hz, sedangkan sinyal yang di dalam mempunyai componen frekuensi 13, 14, 15, 16,
17 Hz. Dalam grafik tersebut kita sulit
menentukan componen frekuensinya, untuk itu akan lebih bermakna bila
digambarkan dalam kawasan frekuensi.
Gambar
1.10. adalah ilustrasi sinyal pada kawasan frekuensi, dimana bentuk
matematisnya adalah sbb :
Gambar
1.9. Ilustrasi sinyal termodulasi amplitude kawasan waktu
Gambar
1.10. Ilustrasi sinyal termodulasi amplitude kawasan frekuensi
Contoh 1.1.
Gelombang sinusoidal mempunyai amplitudo maksimum 5 volt dan
kecepatan sudut 27 rad / detik. Sinyal tersebut mendahului titik referensi
dengan 300 . Tuliskan persamaan tegangan sesaat, dan berapakah
frekuensinya ?
Jawab
Kita samakan dulu satuan dari kecepatan sudut dan sudut
fasenya, dengan mengkonversi sudut fase ke dalam satuan radian :
diperoleh :
sedangkan
frekuensinya adalah :
EmoticonEmoticon