Friday, 11 November 2016

Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan


Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dan hewan merupakan kumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Ada bermacam-macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan dan hewan. Bermacam-macam jaringan tersebut memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok jaringan yang saling bekerjasama akan membentuk organ dari suatu organisme. Beberapa organ yang bekerjasama melaksanakan fungsi tertentu akan membentuk sistem organ.

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan          
Tumbuhan memiliki struktur tubuh yang terdiri atas jaringan dan organ. Pada dasarnya jaringan pada tumbuhan terdiri atas 2 macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem dikenal pula dengan jaringan embrional tersusun oleh sel-sel yang masih muda yang sifatnya selalu membelah dan belum terdiferensiasi. Jaringan dewasa atau dikenal pula dengan jaringan permanen dicirikan dengan sel-selnya yang sudah tidak membelah, tetapi telah terdiferensiasi sehingga membentuk berbagai jaringan yang lebih kompleks. Jaringan kompleks yang terbentuk dari hasil diferensiasi ini antara lain adalah jaringan epidermis, parenkim, klorenkim, kolenkim, xilem, dan floem.

1.               Jaringan Meristem

Jaringan meristem tersusun atas sel-sel yang sifatnya selalu membelah. Adanya jaringan ini mengakibatkan terjadinya aktivitas pertumbuhan pada tumbuhan. Daerah tempat terjadinya pertumbuhan tersebut dinamakan titik tumbuh primer yang terletak antara lain pada pucuk batang dan ujung akar (Gambar 1.1). Pertumbuhan yang terjadi pada titik tumbuh primer mengakibatkan tumbuhan dapat tumbuh memanjang (bertambah tinggi). Sementara itu pada tumbuhan dikotil, selain adanya titik tumbuh primer juga terdapat titik tumbuh sekunder yang terletak pada bagian kambium. Adanya aktivitas pertumbuhan pada titik tumbuh sekunder mengakibatkan dapat membesarnya batang tumbuhan dikotil.
2.             Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis tersusun oleh sel-sel pipih selapis berderet rapat tanpa ruang antarsel. Jaringan ini terletak pada lapisan terluar dari organ tumbuhan, yaitu antara lain pada permukaan daun dan akar serta lapisan terluar dari ranting (Gambar 1.2). Fungsi dari jaringan epidermis ini adalah melindungi lapisan sel-sel yang ada dibawahnya. Jaringan epidermis dapat mengalami modifikasi seperti kutikula/lapisan lilin untuk mencegah penguapan air yang berlebihan, bulu-bulu, duri, trikhoma yang berfungsi sebagai alat perlindungan bagi tumbuhan.


Gambar 1.2 Jaringan Epidermis

3.               Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim tersusun oleh sel-sel yang berukuran besar, berdinding tipis, dan susunannya renggang (Gambar 1.3). Struktur yang demikian ini memungkinkan adanya banyak ruang antar sel dan memiliki vakuola besar. Jaringan ini terletak pada korteks dan empulur batang dan akar, pada buah, serta antara xilem dan floem. Jaringan ini berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dalam bentuk zat tepung. Selain itu terdapat pula jaringan parenkim yang mengandung klorofil yang disebut dengan jaringan klorenkim. Jaringan ini terletak pada bagian tumbuhan yang berwarna hijau, seperti daun, ranting hijau, dan kelopak bunga. Klorenkim berfungsi untuk melakukan fotosintesis karena adanya klorofil didalamnya.




4.               Jaringan Kolenkim
Sel-sel penyusun jaringan kolenkim pada umumnya mempunyai dinding yang menebal tidak rata (Gambar 1.4). Jaringan ini dapat dijumpai pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Fungsi jaringan ini adalah sebagai alat penunjang pada organ yang mulai tumbuh, pada tumbuhan herba, dan juga pada organ dewasa.



Gambar 1.4 Jaringan Kolenkim

Berdasarkan tipe penebalan dinding selnya, jaringan kolenkim dapat dibedakan menjadi: (1) kolenkim menyudut (angular), yaitu penebalan dinding selnya terjadi secara membujur di sudut-sudut sel, (2) kolenkim lamelar, penebalan terutama terjadi pada dinding tangensial selnya, (3) kolenkim lakunar, penebalan terjadi di bagian dinding sel yang menghadap ke ruang interselular.

5.               Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim disusun oleh sel-sel dengan penebalan dinding sekunder, yang berlignin atau tidak berlignin. Jaringan ini terletak di bagian korteks, perisikel, serta diantara xilem dan floem (Gambar 1.5). Fungsi jaringan ini adalah menopang/sebagai alat penyokong dan kadang-kadang juga sebagai pelindung.

Gambar 1.5 Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim dapat dibedakan menjadi serat dan sklereid. Berdasarkan asal muasal unsur-unsurnya, serat berkembang dari sel meristem sedangkan sklereid berkembang dari sel parenkim yang dindingnya mengalami penebalan sekunder.

6.               Jaringan Xilem
Jaringan xilem terdapat pada bagian kayu tanaman (Gambar 1.6). Fungsi jaringan ini adalah menyalurkan air dan zat terlarut dari akar menuju bagian atas tanaman. Xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri atas beberapa tipe sel. Unsur-unsur penyusun jaringan xilem adalah sebagai berikut: (a) unsur trakheal terdiri dari trakea yang sel-selnya berbentuk tabung dan trakeid yang panjang dan dinding selnya berlubang-lubang, (b) serabut xilem yang terdiri atas sel-sel panjang dan ujungnya meruncing, (c) parenkim kayu yang berisi berbagai zat seperti cadangan makanan, tanin, dan kristal.



Gambar 1.6 Jaringan Xilem

1.               Jaringan Floem
Jaringan floem terdapat pada bagian kulit kayu dan berfungsi terutama untuk menyalurkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Gambar 1.7). Floem merupakan jaringan majemuk yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut: (a) buluh tapis yang berbentuk tabung dengan bagian ujung berlubang-lubang, (b) sel pengiring berbentuk silinder-silinder dan ukurannya lebih besar daripada sel-sel tapis serta plasmanya pekat, (c) serabut floem bentuk panjang dengan ujung-ujung berhimpit dan dindingnya tebal, (d) parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah halaman.





Sekian seoga bermanfaat. jangan lupa likenya gan...



EmoticonEmoticon